Blog

Your blog category

Fundamental Skill Di Era AI

Tahun 2024 telah berjalan selama 5 bulan, dengan 7 bulan tersisa untuk berkontribusi positif hingga akhir tahun. Dalam artikel ini, gue akan membagikan beberapa skill fundamental untuk dikuasai di sisa waktu tahun ini.

Media massa telah melaporkan bahwa dunia saat ini sedang mengalami evolusi dalam bidang sains dan teknologi, yang salah satunya tercermin dalam kemunculan artificial intelligence (AI) yang kini menjadi penunjang penting dalam pekerjaan dan pembelajaran kita.

Perkembangan sains dan teknologi diperkirakan akan terus meningkat, terutama dalam aspek positif seperti AI. Menurut laporan McKinsey yang diterbitkan pada tahun 2023, nilai pertumbuhan teknologi AI diperkirakan mencapai 4,4 triliun dolar AS di seluruh industri dunia.

Proyeksi nilai ini diantisipasi akan tercapai dalam waktu relatif singkat, mungkin dalam kurun waktu 5 tahun atau bahkan lebih cepat. Diprediksi pada tahun 2024, sekitar 8,4 miliar perangkat akan menggunakan AI. Dengan asumsi setiap individu memiliki 2 perangkat, maka sekitar 4,2 miliar orang akan memiliki akses ke teknologi AI.

Jumlah pengguna ini akan mengubah secara signifikan cara kita bekerja, belajar, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Metode lama akan semakin ditinggalkan, dan salah satu dampak yang paling dirasakan adalah di industri bisnis.

Teknologi AI terus berkembang, mengubah proses-proses yang sebelumnya didukung atau bahkan digantikan oleh AI. Banyak industri telah mengadopsi AI untuk membantu dalam proses bisnis dan pengambilan keputusan.

Sebagai contoh, terdapat konsep strategic intelligence yang melibatkan proses pengambilan keputusan strategis berdasarkan analisis data dari model AI. Data tersebut diolah untuk menghasilkan prediksi dan rekomendasi yang dapat membantu proyeksi masa depan.

Disrupsi AI yang semakin merata, mendorong kita untuk mengadopsinya. Namun, sekadar menggunakan AI tanpa pemahaman fundamental tidaklah cukup. Ada beberapa prinsip fundamental yang harus dipahami untuk memastikan penggunaan AI optimal dan tidak salah.

Jadi, keterampilan apa yang diperlukan untuk menghadapi AI? Mari kita simak sampai akhir artikel ini.

Digital Literacy

source: pexels.com

Digital literacy atau literasi digital adalah kemampuan dasar yang diperlukan untuk berinteraksi dengan teknologi. Ini tidak hanya tentang menggunakan komputer, tetapi juga tentang mencari informasi, membuat konten digital, dan berkomunikasi melalui platform online.

Perkembangan teknologi yang massif mengharuskan setiap orang cakap digital. Kehidupan manusia tidak akan pernah lagi bisa lepas dari jeratan teknologi. Baik dalam bidang pekerjaan maupun kegiatan sosial yang kedepannya akan menjadi technology-driven society.

Technology-driven society adalah kondisi di mana kehidupan sosial manusia akan dikendalikan menggunakan teknologi. Contoh kecilnya adalah tren fashion yang dipromosikan di media sosial berpengaruh terhadap lifestyle banyak orang.

Dilansir dari kompas.id, pada tahun 2022, skor literasi digital Indonesia meningkat sebesar 0.05 poin yaitu menjadi 3.54 dari tahun 2021 senilai 3.49 poin. Peningkatan ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia mengalami peningkatan literasi ketika menggunakan digital tools.

Namun di sisi lain, Indonesia memegang peringkat ke 51 dari 63 negara menurut Institute for Management Development (IMD) dalam World Digital Competitiveness Ranking 2022. Peringkat ini sangat jauh jika kita bandingkan dengan Singapura pada peringkat ke 4 dan Malaysia ke 31 pada tahun 2022.

Menurut artikel pada website law.ui.ac.id yang ditulis oleh salah satu dosen hukum UI, dengan kapabilitas literasi digital yang rendah, masyarakat Indonesia menjadi sangat rentan terpapar oleh berita hoax hingga hate speech.

Terlebih, bahaya cyber crime sulit dihindari oleh mereka yang minim kemampuan literasi. Tercatat pada tahun 2022 terdapat total 164.131 kasus email phishing di Indonesia. Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), korban dapat mengalami kerugian hingga 1.4 miliar rupiah.

Tantangan ini menjadi sebuah tugas besar bagi kita semua sebagai masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kemampuan literasi digital. Pada era serba digital saat ini, sudah saatnya kita semua sadar bahwa literasi digital menjadi fundamental dalam kehidupan sehari-hari.

3 Aspek Digital Literacy

  1. Menggunakan digital tools untuk membuat produk atau konten digital
  2. Berkomunikasi, berbagi, dan berinteraksi secara daring melalui online media platform
  3. Menjaga keamanan dan berperilaku baik di media online

Menurut cambridge.org, ada tiga aspek literasi digital yang dapat kita pelajari untuk meningkatkan kapabilitas dan kemampuan literasi digital kita. Berikut adalah ketiga aspek agar kita lebih aware dengan literasi digital:

Ketiga aspek di atas, jika digabungkan maka setiap orang akan dapat mengidentifikasi masalah lebih dalam, analisis risiko masalah, dan memiliki citra baik atas perilaku online yang dilakukan.

 Berikut contoh jika ketiga aspek tersebut digabungkan berdasarkan cambridge.org:

Contoh Pertama:

Komponen AktivitasIdentifikasi SolusiHasil Literasi
Mengelola dan mencari data digital, konten, dan informasi melalui online media platformMelakukan record sumber informasi sebagai referensi, menemukan keyword atas informasi yang didapat, dan menggunakan bantuan AI untuk mencari lebih dalam informasi yang diperlukanNarasi informasi, infografis, cerita, dan format audio-visual. Contoh narasi: “Informasi mengenai mobil listrik didapatkan dari sumber A. Ia menyatakan bahwa…”
Menganalisis dan menilai data, informasi, dan konten dari sumber digital.
Melakukan komparasi antara berita aktual dan hoax, mencari dan membandingkan dua informasi yang membingungkan dan kurang masuk akal, serta menganalisis sumber data, informasi, dan koten.Narasi informasi, infografis, cerita, dan format audio-visual. Contoh narasi: “Informasi dari sumber A adalah tidak benar karena berdasarkan data dari sumber B, dirasa tidak masuk akal atas informasi tersebut.”
Membandingkan, menilai, dan membuat perspektif atas informasi dari sumber digital.Melakukan eksplorasi konten informasi dari berbagai sumber. Menyimpan seluruh data dan informasi relevan dari setiap sumber informasi. Melakukan link and match antar sumber. Bertanya terkait keabsahan informasi menggunakan AI.Narasi informasi, infografis, cerita, dan format audio-visual. Contoh narasi: “Informasi ini adalah hoax. Saya mendapatkannya dari media sosial dengan akun A. Namun, menurut situs berita resmi media B, informasi tersebut adalah salah. Saya menyimpan beberapa data yang relevan dari sumber kredibel terkait kebenaran informasi tersebut.”

Contoh Kedua:

Agar teman-teman pembaca lebih paham penggunaan aspek literasi digital di kehidupan sehari-hari seperti apa, yuk simak contoh yang gue adaptasi.

Komponen AktivitasIdentifikasi SolusiHasil Literasi
Interaksi dan berbagi informasi kepada sesama rekan kerja atau belajarMemberikan informasi melalui online platform yang sesuai dengan kebutuhan. Mengunggah file ke dalam sistem informasi agar seluruh rekan dapat mengaksesnya secara bersama-sama.Contoh narasi: “Informasi [artikel, file, konten] sangat relevan dan akan membantu proses penyelesaian proyek kita lebih cepat, tepat, dan efisien biaya.”
Belajar membuat program komputer menggunakan codingMenggunakan generative AI untuk bertanya coding yang tidak dipahami. Melakukan prompting coding pada tools AI untuk mempercepat proses belajar.Contoh narasi: “Menurut [Generative AI], coding ini berfungsi ini menampilkan data berbentuk tabel. Sehingga, untuk menghasilkan tabel yang baik, maka coding perlu diimplementasikan dengan struktur data yang baik juga.”
Mencari informasi film tertentu untuk ditonton pekan depanMencari informasi melalui website penyedia informasi film. Mencari informasi melalui media sosial. Bertanya langsung kepada generative AI untuk meminta saran film terbaru.Contoh narasi: “Based on media sosial A, film yang akan dirilis pekan ini adalah Film B. Kemudian, berdasarkan website penyedia film, film tersebut bergenre drama dan komedi.”

Ketiga aspek ini menurut gue pribadi sangat relevan untuk kita pelajari, pahami, dan diterapkan di kehidupan sehari-hari. Mengingat kembali bahwa literasi digital di Indonesia masih perlu peningkatan yang signifikan, ketiga aspek tersebut dapat dipelajari oleh siapapun.

Sejatinya, skill literasi digital saat ini sudah menjadi fundamental ketika kita hendak berinteraksi dengan tools digital, terutama dalam proses belajar.

Bukan hanya persoalan menggunakan teknologi komputer maupun gawai lainnya, literasi digital berperan dalam proses belajar yang lebih terkurasi.

Critical Thinking and AI Literacy

source: pexels.com

Pada tahun 2024, perkembangan AI semakin masif di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data Statista, diproyeksikan bahwa penetrasi penggunaan AI terus meningkat hingga mencapai 729,1 juta pengguna di seluruh dunia.

Di Indonesia, adopsi AI juga cukup signifikan. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 1,4 miliar kunjungan ke situs AI dari pengguna di Indonesia, menjadikan Indonesia berada di urutan ketiga setelah AS dan India dalam hal pengaksesan AI.

Dewasa ini semakin banyak informasi yang dibuat hanya mengandalkan kemampuan AI. Adapun sebagian artikel di berbagai website penyedia artikel yang meminta AI secara murni untuk menulis artikel.

Tak jarang artikel-artikel tersebut tersematkan data dan informasi krusial yang membutuhkan penilaian benar atau salah. Data dan informasi yang dibuat oleh AI belum diketahui secara pasti kebenarannya.

Sebagian orang mungkin akan langsung percaya dan mengonsumsi informasi tersebut mentah-mentah. Namun, pengecekan kembali data dan informasi sangat diperlukan untuk memastikan secara faktual.

Kemampuan critical thinking sangat diperlukan pada era AI yang sedang secara masif berkembang. Critical thinking diperlukan untuk mengevaluasi informasi yang dibuat oleh AI. Apakah informasi yang dihasilkan menimbulkan bias, ambiguitas, atau tidak relevan terhadap suatu topik tertentu.

Critical Thinking

Dalam konteks AI, critical thinking yang dimaksud adalah kemampuan seseorang untuk menganalisis output AI. Jika output AI dirasa kurang relevan dan kurang akurat, maka kita menggunakan critical thinking untuk mencari data aktual.

Sejatinya, AI tidak akan pernah bisa menggantikan manusia untuk menghasilkan informasi yang akurat dan sesuai fakta. Proses evaluasi menggunakan critical thinking menjadi fundamental karena banyak AI seperti Chat Gpt yang masih memberikan informasi yang salah.

Dalam artikel yang dipublikasikan oleh Forbes, AI masih sangat rentan terhadap informasi yang tidak benar. Teknologi AI secara basic adalah mesin yang dilatih untuk menuruti perintah pengguna. AI hanya menjalankan perintah dari prompt yang dituliskan.

AI akan melakukan record data untuk self learning dari penggunanya. Menurut Feyaza Khan dalam artikel tersebut, ia menyebutkan bahwa banyak sekali keterlibatan manusia secara langsung pada proses development AI.

Proses development yang sangat krusial adalah bagaimana sebuah AI dapat menghasilkan informasi berkualitas tinggi dengan akurasi yang tinggi. Model AI yang baik sangat bergantung pada penggunaanya karena AI mempelajari pola penggunanya.

Feyaza Khan juga menyampaikan bahwa bagi para pengguna AI terutama penulis dan editor harus sangat kritis terhadap output yang dihasilkan AI. Maka dari itu, kemampuan critical thinking para pengguna harus sangat berkualitas tinggi.

Critical thinking bukan sekadar mengevaluasi hasil AI. Namun, juga mengeksplor potensi yang akhirnya membantu manusia pada proses problem solving. Dengan limitasi AI yang ada sekarang, kemampuan evaluasi informasi menjadi fundamental.

3 Core dari Critical Thinking in AI era

  1. Contextual understanding

Pemahaman secara detail dan mendalam mengenai konteks informasi yang dicari pada AI adalah hal yang krusial. AI memiliki limitasi terhadap hal mendetail terhadap konteks tertentu dan hanya menghasil informasi yang berputar pada jawaban sebelumnya.

  1. Creativity:

Critical thinking memerlukan kreativitas untuk melihat sudut pandang lain yang tidak dihasilkan oleh AI. Terlebih, pemikiran out of the box dari pengguna sangat diperlukan agar output AI lebih luas.

  1. Adaptability

Adaptasi terhadap strategi penalaran berdasarkan informasi dari AI sangat diperlukan. AI secara basic memiliki kemampuan adaptabilitas yang baik terhadap data baru maupun informasi baru yang diajarkan. Namun, AI tidak memiliki fleksibilitas serta adaptasi pemikiran serta pengolahan informasi seperti manusia.

Definisi serta 3 aspek critical thinking yang telah dijelaskan di atas menjadi fundamental di era AI saat ini. Terdapat korelasi antara critical thinking dan AI, lebih tepatnya adalah AI literacy. AI literacy atau literasi secara umum adalah kemampuan penggunaan AI.

AI Literacy

Pada era AI saat ini memahami cara kerja AI bukan lagi sesuatu yang eksklusif, namun sudah menjadi kebutuhan. Pemahaman kemampuan AI dalam menyediakan informasi menjadi sangat krusial. Terlebih ketika kita mengkonsumsi informasi yang di-generate secara langsung menggunakan AI.

AI literacy atau literasi AI sudah menjadi fundamental dalam memahami output informasi yang disediakan AI. Literasi AI berkorelasi dengan critical thinking pada sub sebelumnya.Korelasinya adalah literasi AI membutuhkan critical thinking untuk menilai informasi.

Literasi AI membantu seseorang yang menggunakan AI menjadi lebih kritis dan memiliki asumsi dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh proses berpikir yang terjadi ketika seseorang mempertanyakan kebenaran informasi.

Dampak dari literasi AI adalah pada proses pengambilan keputusan yang berbasis pada kebenaran informasi. Sebagai contoh, gue mencari informasi mengenai apakah benar jika kita terus belajar, maka neuron di otak kita akan terus menguat.

Informasi yang disajikan AI mungkin belum tentu sepenuhnya benar karena AI hanya merekam dari berbagai sumber. Keperluan kita untuk mengevaluasi kembali adalah bentuk tanggung jawab etis secara tidak langsung.

Jika kalian menggunakan AI untuk tujuan publikasi artikel maupun jurnal atau buku, maka kalian memiliki tanggung jawab etis yang harus dilakukan. AI adalah mesin, AI adalah robot, dan AI tidak memiliki sense untuk mengenali kebenaran informasi.

Literasi AI juga menjadi pendorong bagi kehidupan sosial manusia untuk menavigasi penggunaan teknologi yang baik. Proses pengambilan keputusan yang melibatkan AI akan menjadi lebih etis. Begitupun proses pencarian informasi untuk pengambilan keputusan.

End of Article

Gue selaku penulis artikel ini masih belajar banyak hal terkait skill fundamental digital literacy dan critical thinking and AI literacy. Tidak dapat dipungkiri bahwa penulisan artikel yang kalian baca di-support menggunakan AI.

Gue turut mencantumkan sumber referensi yang sebagian di-generate oleh AI dan sebagian murni hasil mesin pencari.

Terimakasih buat kalian yang sudah membaca artikel ini sampai selesai.

References

Fundamental Skill Di Era AI Read More »

Gen Z Ketika Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Pada momen ini, bukan hanya puasa, tarawih, dan sahur yang ditunggu-tunggu, namun momen ketika berburu takjil menjadi salah satu yang selalu ramai dilakukan.

Tak jarang dari kita yang selalu mengabadikan momen ramadhan setiap hari. Momen-momen tersebut menjadi konten kreatif yang menarik perhatian para penghuni dunia maya. Gen Z yang notabene adalah generasi “digital” sudah pasti tak lepas dari konsumsi konten tersebut.

Kreativitas Gen Z ketika bulan ramadhan seakan meningkat dengan sangat pesat. Berbagai konten kreatif mulai dari genre edukasi, entertainment, bahkan meme ketika puasa menjamur di media sosial.

Gen Z secara cekatan menangkap peluang untuk memproduksi konten dengan ide segar. Mereka lebih banyak mengeksplorasi media sosial secara mendalam dari berbagai platform yang ada.

Tak jarang konten yang mereka buat menjadi viral dan diikuti oleh banyak masyarakat yang menyaksikan konten tersebut. Seolah para Gen Z lah yang menciptakan tren konten baru di media sosial untuk diikuti khalayak ramai.

Seperti apa sih konten yang banyak dibuat oleh Gen Z ketika Ramadhan ? Yuk kita ulas di artikel ini!

Konten Edukasi

Banyak Gen Z saat ini dengan mudah memproduksi konten edukatif seputar ramadhan. Contohnya, mereka membuat video tentang tafsir Al-Quran yang “relate” dengan audiens mereka.

Adapun mereka memproduksi podcast yang mendiskusikan seputar ibadah di bulan ramadhan. Konten ini cukup banyak diminati karena formatnya yang bertajuk talk show atau monolog dalam bentuk audio atau video-audio.

Konten edukasi seperti ini tentunya memotivasi banyak audiens agar lebih aware menjalani ibadah di bulan ramadhan. Secara tidak langsung, konten seperti ini dapat mendatangkan pahala jariyah bagi yang memproduksinya jika diamalkan oleh para audiens.

Konten Entertainment

Hampir semua pengguna media sosial pasti sudah pernah mengonsumsi tipe konten seperti ini. Konten entertainment menjadi andalan sebagai media “penghibur diri” dari suntuknya dunia nyata.

Banyak dari Gen Z maupun yang lainnya yang memproduksi konten entertainment seperti ini. Contoh yang paling banyak adalah parodi lagu populer dengan lirik tentang ramadhan. Konten vlog buka puasa tak kalah ramainya ketika banyak orang mencari referensi lokasi berbuka puasa.

Bahkan, konten komedi ketika momen sahur pun ramai bertebaran di media sosial. Gen Z dapat dikatakan menjadi lebih kreatif saat momen ramadhan tiba. Banyak sekali ide segar dan referensi yang luas di era yang serba digital saat ini.

Konten Kolaborasi

Konten seperti umumnya dalam format video podcast. Konten kolaborasi cukup ramai diminati oleh para audiens dunia maya. Tipikal konten seperti ini menyajikan format diskusi dua arah yang santai namun tetap asik.

Tema yang umum didiskusikan adalah sharing pengalaman ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Keseruan cerita-cerita ramadhan ketika masa kanak-kanak menjadi sebuah momen yang tidak mungkin terlupa.

Keseruan menyimak dua orang atau lebih berdiskusi menjadi suatu keasyikan tersendiri. Terlebih jika yang didiskusikan adalah momen nostalgia ramadhan masa kecil. Para audiens akan menjadi lebih tertarik dan menjadi relate dengan diri mereka sendiri

Ramadhan Bagi Gue

source: pexels.com

Ramadhan adalah momen berharga yang terjadi setiap satu tahun sekali. Seluruh umat muslim sudah pasti menantikan momen berharga ini. Momen di mana pahala ibadah menjadi berkali-kali lipat.

Bagi sebagian orang, ramadhan menjadi momen yang paling ditunggu untuk bersuka cita. Menjalankan puasa dari pagi hingga petang dengan niat ibadah. Yang pada akhirnya, kita dihadiahkan hari kemenangan di penghujung ramadhan.

Ramadhan menjadi momen berlimpah bagi para pedagang makanan. Setiap sore, dagangan mereka tinggal tersisa label “takjil” dan daftar menu jika mereka menyediakannya. Setiap kita bertanya, jawaban mereka diawali dengan kata “maaf” dan diteruskan keterangan “sudah habis.”

Bagi sebagian kelompok, ramdhan menjadi waktu yang paling ditunggu untuk mencari rupiah tamahan. Baik melalui dagangan takjil, konten yang di monetisasi, maupun lainnya. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan kemenangan di penghujung ramadhan.

Ramadhan selalu membawa berkah bagi mereka yang benar-benar memanfaatkannya. Sangat disayangkan, jika mereka tidak memanfaatkan momen langka ini. Momen di mana setiap insan mengumpulkan pahala, memori, rupiah, tabungan akhirat, bahkan harapan.

Bagi gue, itulah ramadhan. Gue selaku bagian dari Gen Z, menyampaikan selamat menjalankan ibadah puasa. Terimakasih sudah membaca. See you in the next article…

Gen Z Ketika Bulan Ramadhan Read More »

Sisi Lain Gen-Z

Gen Z sering diidentifikasi sebagai generasi yang sangat mengikuti perkembangan zaman. Mereka cenderung responsif terhadap tren dan inovasi yang terjadi. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua Gen Z memiliki karakteristik yang sama. Generalisasi terhadap seluruh generasi mungkin tidak akurat tanpa mempertimbangkan klasifikasi lebih lanjut.

Gen Z dan Ekonomi

Satu klasifikasi yang umum digunakan adalah berdasarkan faktor ekonomi. Ada kelompok milenial yang dapat dikelompokkan dalam klasifikasi low-end, middle-end, dan high-end, masing-masing dengan karakteristik dan pengalaman yang berbeda.

Mereka dalam kelompok low-end mungkin memiliki keterbatasan ekonomi yang membuat mereka sulit mengikuti perkembangan zaman. Di sisi lain, kelompok middle-end dan high-end mungkin lebih mampu untuk mengikuti tren karena memiliki keleluasaan ekonomi.

Mengikuti perkembangan zaman dalam konteks ini seringkali berkaitan dengan daya beli untuk memenuhi gaya hidup tertentu. Adanya perbedaan dalam jumlah uang yang tersedia antara ketiga kelompok tersebut memainkan peran penting dalam kemampuan mereka untuk mengikuti tren.

Banyak Gen Z menghadapi tantangan seperti sulitnya mencari pekerjaan, berkuliah sambil bekerja, atau bahkan menjadi barista untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Mereka mungkin tidak sesuai dengan stereotip yang sering melekat pada generasi mereka.

cnbcindonesia.com

Opsi sewa atau kontrak rumah tidak selalu menguntungkan dalam jangka panjang. Sistem sewa dan kontrak cenderung lebih menguntungkan secara jangka pendek, namun uang yang dibayarkan tidak akan menghasilkan nilai yang dapat dimiliki secara permanen.

Contohnya, jika kita menyewa rumah seharga Rp. 5.000.000 per bulan, dibandingkan dengan mencicil rumah dengan nominal yang sama atau bahkan lebih besar, secara jangka panjang kita akan merasakan nilai yang lebih besar dengan mencicil. Sebab, melalui pembayaran cicilan, kita akan menjadi pemilik rumah tersebut pada akhirnya.

Gen Z dan kehidupan sosial

Terlepas dari semua itu, Gen Z menghadapi berbagai permasalahan sosial yang sering tidak terlihat. Banyak awak media yang membangun narasi bahwa Gen Z adalah generasi yang kaya, trendy, dan sejenisnya.

Namun, realitanya, itu hanyalah pandangan yang terbatas. Sebagian besar dari mereka adalah Gen Z yang berada dalam kelompok beruntung. Maaf untuk mengatakannya, tapi gue setuju dengan pernyataan bahwa mereka adalah kelompok yang beruntung dibandingkan dengan yang lain.

Media seringkali membentuk gambaran bahwa Gen Z adalah mereka yang selalu mengikuti tren, terus-terusan ngopi, mengalami masalah mental, terhubung erat dengan dunia teknologi, dan bahkan selalu bepergian.

Dengan framing tersebut, otak kita menjadi terprogram ketika mendengar kata Gen Z, tergambar seperti apa. Di satu sisi, ini menciptakan bias sosial dan ketidakpahaman terhadap kelompok lain.

Kenyataannya, Gen Z merasa tidak sehebat generasi sebelumnya. Mereka merasa tidak percaya diri untuk mencapai kesuksesan seperti generasi sebelumnya, bahkan ketakutan mereka mencakup ketidakpastian bertahan di dunia yang dianggap seperti surga dan neraka.

Tidak hanya itu, situasi ekonomi juga memberikan dampak pada kehidupan sosial mereka. Pendapatan mereka pada rentang usia 20-24 tahun sering kali hanya sekitar 2,5 juta rupiah. Beberapa di antara mereka merasa khawatir tentang bagaimana adik mereka akan makan di rumah, apakah mereka bisa makan esok hari, atau bahkan apakah mereka mampu untuk sekolah.

Mereka yang terdampak oleh situasi ini adalah mereka yang termasuk dalam kelompok low-end dan middle-end. Mereka memiliki daya beli yang lebih rendah, yang berdampak pada segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan sosial mereka.

Media dewasa ini semakin gencar dalam menciptakan framing bahwa Gen Z adalah generasi yang beruntung dan lebih baik daripada generasi sebelumnya. Mereka fokus pada upaya mendapatkan perhatian dari publik berdasarkan interaksi dan traffic.

Pendapat Gue Pribadi

Di akhir artikel ini adalah pandangan pribadi gue, yang notabene adalah Gen Z juga. Gue setuju dengan representasi media untuk sebagian kelompok Gen Z, dan itu tercermin dalam pengalaman gue.

Namun, gue melihat secara nyata, ada mereka yang termasuk Gen Z namun tidak seberuntung gue. Mereka memutar otak agar mendapatkan mata uang rupiah sembari mengenyam pendidikan.

Gue berharap, kelompok yang tidak terlihat dapat turut terekspos sehingga publik menjadi lebih aware terhadap mereka. Mereka membutuhkan bantuan kita yang lebih beruntung. Mereka membutuhkan dukungan secara materi maupun non materi.

Terimakasih sudah membaca.

Referensi:

Sisi Lain Gen-Z Read More »

Kopi dan Gen Z

Pada era ini, Gen Z dianggap sebagai penguasa jejaring internet. Media sosial bukan hanya sebuah fitur, melainkan menjadi “makanan” utama dan seperti nadi kehidupan bagi mereka. Mereka mampu menemukan segala sesuatu yang diinginkan melalui internet.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu millennial, Gen Z lebih mudah terpengaruh oleh tren yang berkembang di media sosial. Sebagai contoh, jenis konten media sosial, seperti format video potret singkat, menjadi favorit di kalangan mereka karena ketertarikan mereka pada presentasi visual dan audio yang cepat.

Mereka melihat tren ini sebagai bagian dari gaya hidup modern, sebagai sesuatu yang mengikuti perkembangan zaman, dan dianggap sebagai kekinian yang perlu diikuti. Terlebih lagi, jika mereka menemukan kafe dengan desain yang instagramable, maka tempat tersebut cenderung menjadi lebih populer di kalangan mereka..

Dari observasi dan pembahasan dengan AI, terdapat beberapa poin fokus yang menjadi perhatian Gen Z terhadap kopi.

Estetika lokasi

Lokasi: Filosofi Kopi Yogyakarta

Penting bagi mereka bahwa lokasi tempat mereka menikmati kopi mampu memberikan lebih dari sekadar minuman. Mereka mencari pengalaman sosial yang hangat dan mengundang, tempat yang tidak hanya memfasilitasi konsumsi kopi, tetapi juga memungkinkan interaksi sosial yang positif di antara mereka dan teman-temannya.

Mereka membutuhkan ruang yang cocok untuk berinteraksi, nongkrong, dan menikmati kopi sesuai dengan preferensi mereka. Oleh karena itu, kriteria desain interior dan atmosfer lokasi menjadi faktor penting dalam menarik perhatian dan memuaskan generasi ini.

Tidak semua Gen Z hanya fokus pada estetika lokasi. Beberapa dari mereka juga menitikberatkan pada cita rasa kopi yang mereka pesan. Mereka lebih cenderung menikmati variasi kopi seperti iced coffee, manual brew, atau jenis lainnya seperti long black.

Generasi ini memiliki selera yang bervariasi, dan mereka menikmati kopi dari jenis arabika dan robusta. Kedua jenis kopi ini memberikan pengalaman rasa yang berbeda tergantung pada metode penyeduhan kopi yang digunakan. Mereka juga tertarik pada variasi menu yang menggabungkan kopi dengan bahan minuman lainnya, seperti latte, matcha, dan sebagainya.

Tren media sosial

Gen Z sangat dipengaruhi oleh tren media sosial, dan mereka lebih cenderung membeli produk kopi yang populer di platform media sosial. Mereka juga lebih cenderung berbagi pengalaman minum kopi mereka di media sosial, yang dapat membantu mendorong tren dan mempengaruhi orang lain.

Teman kreativitas

Gen Z dikenal karena kreativitas dan inovasinya, dan mereka mencari pengalaman minum kopi yang memungkinkan mereka mengekspresikan diri. 

Mereka lebih cenderung mengunjungi kedai kopi yang menawarkan minuman yang dapat disesuaikan dan rasa yang unik, serta tempat yang menyediakan ruang bagi mereka untuk mengerjakan proyek kreatif mereka.

Media berekspresi

cast: Syafiq and Arjun
Lokasi: Filosofi Kopi Yogyakarta

Gen Z memanfaatkan kopi sebagai medium untuk mengekspresikan diri. Mereka cenderung aktif berbagi pengalaman minum kopi di media sosial, yang dapat memacu tren dan memberikan pengaruh kepada orang lain. Lebih dari itu, mereka memiliki kecenderungan untuk membuat konten yang terkait dengan kopi, seperti fotografi, video, dan postingan blog.

Jadi itulah tentang Kopi dan Gen Z yang kian menarik untuk dibahas. Banyak dari Gen Z, termasuk gue yang mengandalkan kopi untuk melakukan berbagai aktivitas termasuk belajar.

Terimakasih sudah membaca.

Kopi dan Gen Z Read More »

Filosofi Kopi: Secangkir Kopi Versi Gue

Film tersebut mengajarkan penontonnya untuk merenungkan tujuan, cita-cita, dan nilai-nilai kehidupan melalui pengalaman unik melalui secangkir kopi terbaik. Dalam artikel ini, gue akan menyampaikan pandangan gue tentang kopi, dengan fokus khusus pada Filosofi Kopi, melalui cerita singkat liburan bersama teman-teman gue.

Series Filosofi Kopi

source: IMDb

Meskipun gue belum sempat nonton film Filosofi Kopi sampai sekarang, series Filosofi Kopi sudah tamat dengan total 10 episode. Series ini mengisahkan tentang dua sahabat, Ben dan Jody, yang ingin berkeliling Indonesia untuk menjual minuman kopi menggunakan combi.

Menurut pandangan gue, tujuan utama mereka selain menjual kopi adalah untuk memperkenalkan cita rasa kopi terbaik Indonesia. Sebagian besar masyarakat di Indonesia masih banyak yang belum benar-benar mengenal cita rasa kopi asli Indonesia.

Dalam episode awal series Filosofi Kopi, diceritakan bagaimana perjalanan mereka dimulai dengan combi yang beranggotakan lima orang. Mereka memulai perjalanan dengan tujuan pertama ke kota Bogor. Sayangnya, mereka tertangkap oleh aparat setempat karena belum memiliki izin untuk berjualan di area tersebut.

Perjalanan mereka terus berlanjut, hingga akhirnya mencapai Bali. Episode ini jadi favorit gue karena mencapai puncak keseruannya. Terdapat klip di mana seorang turis membeli kopi dari combi, yang menurut gue merupakan upaya bagus untuk memperkenalkan kopi asli Indonesia kepada para turis mancanegara.

Secara keseluruhan, gue suka banget sama series Filosofi Kopi dari episode satu hingga sepuluh. Meskipun banyak drama dan komedi dalam series ini, gue merasa series ini cocok ditonton bagi kalian yang ingin menambah semangat, kreativitas, menjaga persahabatan, hingga meraih cita-cita, semuanya ditemani secangkir kopi.

Perjalanan Gue Menuju Filosofi Kopi

Barista Filosofi Kopi Yogyakarta

Pada Kamis, 8 Februari 2024, gue dan teman-teman memutuskan untuk berlibur di Kota Pelajar, Yogyakarta. Gue dan keempat teman gue memilih untuk menginap di sebuah hotel yang berjarak 2 km dari Malioboro. Pemilihan hotel ini didasarkan pada alokasi budget yang kami miliki dan akses yang strategis untuk memenuhi kebutuhan kami.

Sekitar pukul 9.00 WIB, kami beranjak dari hotel untuk sarapan di Kedai Semesta Abadi, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat menginap kami. Kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam untuk sarapan, yang diisi dengan obrolan ngalor-ngidul.

Setelah sarapan, perjalanan kami dilanjutkan menuju Filosofi Kopi Yogyakarta. Gue memutuskan untuk memesan hot long black coffee seharga Rp.26.000, belum termasuk pajak. Secangkir kopi hitam ini sangat pas untuk menemani pagi menjelang siang di Yogyakarta.

Ketika secangkir kopi hitam yang gue pesan tiba di meja depan gue, uap panas yang mengepul diiringi aroma kopi yang menenangkan menyambut kami. Cita rasa kopi yang pahit dengan sentuhan masam membuat gue lebih fokus dan tenang.

Dari sinilah, dimulai cerita Filosofi Kopi versi gue.

Esensi Secangkir Kopi

cast: Syafiq

Menurut gue pribadi, kopi adalah minuman pahit yang efektif mengusir rasa kantuk berkat kandungan kafein di dalamnya. Bagi sebagian orang, kopi seolah menjadi minuman wajib untuk memulai hari.

Namun, pengalaman menikmati kopi akan menjadi berbeda ketika diminum sambil berbincang-bincang dengan individu lain. Meskipun sudah didiamkan selama 2 jam, secangkir kopi panas tetap hangat. Kopi bagi gue dan teman-teman bukan hanya sekadar minuman, tapi juga teman bercengkrama.

Kopi menjadi media yang memungkinkan kami bertukar cerita, pengalaman, dan segala topik perbincangan. Secangkir kopi menjadi saksi bahwa kami berlima adalah teman sejawat dengan latar belakang, minat, dan karakter yang berbeda-beda.

Meskipun kami berasal dari berbagai latar belakang, memiliki minat yang berbeda, dan karakter yang unik, ada satu hal yang menyatukan kami: tempat, fakultas, jurusan, dan kelas saat berkuliah.

Bagi kami, kopi menjadi penyatuan atas segala perbedaan. Termasuk selera humor kami. Kami belajar untuk saling bertoleransi, berkreasi, berkarya, bersemangat, dan berenergi untuk menghadapi berbagai aspek kehidupan.

Secangkir kopi bagi kami bukan hanya sebagai penawar rasa jenuh, penghibur di tengah keriuhan, tetapi juga guru ketika kami harus menyelesaikan tugas skripsi pada saat itu. Rasanya mungkin pahit, tapi manis gula muncul dari percakapan kami setiap harinya.

Kopi mengubah kata menjadi kita

cast: Syafiq and Rafat

“Eh, lo inget ga sih waktu mata kuliah A, kita semua tidur!”

“Hahaha iya juga ya. Udah 2 tahun itu kejadian.”

“Si A malah cabut ke kantin tuh pas mata kuliah dosen killer hahaha.”

Secangkir kopi enggak bisa dipungkiri lagi jadi media yang mengubah setiap kata menjadi kita. Kopi punya kemampuan memberdayakan memori dan emosi manusia, menciptakan momen dari rangkaian kata.

Gue pribadi selalu berharap setiap secangkir kopi yang gue minum bisa jadi momen bersama “kita” pada tegukan terakhir. Pergantian momen setiap detik hingga menit bukan cuma angin lalu yang permisi tanpa jejak. Terlebih, emosi yang tercipta dari banyaknya variabel selain waktu dan kata-kata.

Filosofi Kopi versi gue berbeda dengan apa yang kebanyakan orang pikirkan. Bagi gue, kopi adalah perekat, wadah bersyukur, medium berkreasi, guru kehidupan, dan bahkan pelukis momen lewat visual, audio, atau emosi dalam secangkir kopi.

Paragraf ini jadi bagian terakhir dari Filosofi Kopi versi gue. Enggak ada cerita yang menyentuh di artikel ini. Gue cuma menyampaikan pemikiran dan perasaan gue.

Gue udah kehabisan kata-kata untuk ditulis di artikel ini. Meskipun gitu, silakan lo buat Filosofi Kopi versi lo sendiri.

Terimakasih udah baca.

Filosofi Kopi: Secangkir Kopi Versi Gue Read More »

ChatGPT: Gen-AI Serbaguna

Jadi tutor masak

 “Take on the role of a professional chef. I want you to teach me how to cook properly and make delicious food. I will cook the best Indonesian food. Recommend me a list of the 5 best Indonesian foods and how to cook them correctly.”

prompt input
result output

Jadi teman ngobrol

“I need someone to chat with regarding technological developments in the smartphone industry. I want to discuss CPU technology on smartphones. Let’s discuss”

prompt input

Setelah itu, kalian bisa secara bebas menanyakan apapun perihal topik yang sedang didiskusikan. 

result output

Jadi asisten mengerjakan tugas

“Help me in completing my sociology assignment. I was asked to make a mind map of the history of war and its impact on the social sphere. Please give suggestions, what aspects should I make in the mind map?”

prompt input
result output

See you in the next article. Thanks…

ChatGPT: Gen-AI Serbaguna Read More »

Cara Kreatif Belajar Hal Baru Pada Tahun 2024

Sebagian dari artikel ini dibuat menggunakan AI.


Saat ini siapapun dapat mengakses ilmu pengetahuan apapun dengan mudah berkat dukungan teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan hampir semua orang dapat terkoneksi. Termasuk dengan ilmu pengetahuan.

Banyak ilmu pengetahuan secara mudah bisa kita dapatkan. Misalnya melalui mesin pencari, bacaan digital, platform seperti YouTube, dan masih banyak lagi. Kemudahan ini tidak dapat lagi menghalangi kita untuk tidak belajar.

Namun, tetap saja belajar suatu hal memerlukan waktu yang tidak sebentar agar dapat menguasainya. Lalu, bagaimana cara kita agar belajar dengan efektif dan cepat ? Yuk simak cara baru menguasai pengetahuan pada tahun 2024 di artikel ini.

Akses E-Course

Ilustrasi belajar
source: pexels.com

E-course sudah menjadi hal lumrah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Seringkali e-course diakses untuk menambah skill baru atau memperdalam suatu pengetahuan.

Kelebihan mengakses e-course adalah silabus materi yang terstruktur dengan disediakan practice session. Silabus yang disusun mengikut perkembangan zaman dan seringkali sangat beginner friendly.

Ada banyak sekali platform penyedia layanan e-course yang dapat diakses. Berikut adalah beberapa e-course populer yang dapat diakses dengan sangat mudah.

Berikut adalah audiens yang sangat cocok untuk menggunakan e-course Udemy:

  • Individu yang ingin mempelajari keterampilan baru atau meningkatkan minat pribadi mereka
  • Profesional yang ingin memajukan karir mereka atau meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri
  • Siswa yang ingin mengakses pendidikan berkualitas tinggi, fleksibel, dan mudah diakses
  • Profesional yang ingin memajukan karir mereka atau mempelajari keterampilan baru.
  • Siswa yang ingin mendapatkan gelar atau sertifikat dari universitas terkemuka.
  • Organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja mereka.
  • Individu yang ingin memajukan karirnya dengan mempelajari keterampilan baru atau memperluas pengetahuannya di berbagai bidang
  • Siswa yang ingin mengakses pendidikan berkualitas tinggi dimanapun lokasinya
  • Profesional di berbagai industri, seperti desainer instruksional, yang ingin mempelajari teknologi pendidikan untuk membuat kursus online yang menarik dan menerapkan aktivitas interaktif.

Gunakan Bantuan AI Tools

Perkembangan AI yang masif dewasa ini menciptakan cara baru untuk belajar. Sebelumnya, para pelajar harus mencatat secara manual, mencari partner belajar untuk diskusi, bahkan mencari materi yang sulit ditemukan.

Seluruh kendala tersebut dapat diselesaikan dengan bantuan AI sebagai asisten virtual kita. Kita bisa menjadikannya sebagai partner brainstorming, diskusi, tanya jawab, bahkan mengkritisi pemikiran kita.

Berikut adalah AI tools yang dapat digunakan agar proses belajar kita lebih efektif, kritis, dan komprehensif.

  1. Menjadi partner brainstorming

“Can you help me brainstorm some ideas for [specific topic or project]?”

“I’m looking for a partner to collaborate with on [specific project or initiative]. Would you be interested in brainstorming together?”

  1. Diskusi sebuah topik

“What are some recent advancements in [specific technology or scientific field]?”

“Can you explain [specific technology or scientific concept] in simple terms?”

  1. Menjelaskan materi yang kompleks

“Can you break down [specific concept or topic] into simpler terms?”

 “I’m having trouble understanding [specific concept or topic]. Can you explain it to me in a simpler way?”

Contoh prompt chatGPT

Sebagai contoh, pencarian seperti “what is the best AI for learning new things ?” bisa mendapatkan jawaban yang lebih detail. Berikut contoh hasil pencariannya:

Contoh prompt Perplexity AI
Contoh input file pdf askyourpdf

Jadi itulah cara kreatif yang bisa kalian lakukan pada tahun 2024. Pemanfaatan AI bukan lagi sebuah opsi, namun sudah menjadi kewajiban. Hal ini akan mendukung proses belajar yang lebih cepat dan efektif. Thanks for reading!

Cara Kreatif Belajar Hal Baru Pada Tahun 2024 Read More »

Frugal Living Ala Gue: Ga Butuh Ini Itu

Buat sebagian orang, Frugal Living dipandang sebagai pelit dengan kehidupan. Padahal, Frugal Living adalah konsep berhemat tanpa pelit terhadap kebutuhan kita.

Gue secara pribadi menerapkan konsep ini sejak gue kuliah karena limitasi uang saku dan banyaknya kebutuhan saat itu. Terlepas dari itu semua, gue bisa menabung sampai dua digit selama empat tahun kuliah.

Mau tau cara Frugal Living yang gue jalani ? Sebelumnya kita bahas dulu apa itu frugal living dan miskonsepsi antara hemat dan pelit. Let’s go…

Apa itu Frugal Living

source: pexels.com

Pasti kalian sudah sering mendengar Frugal Living selama tahun 2023 bahkan sebelumnya. Yup, konsep ini pada dasarnya adalah berhemat dan hidup sesuai kebutuhan kita. Artinya, kita hanya mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan kita tanpa berlebihan.

Konsep Frugal Living mulai menyebar luas di media sosial sejak Covid-19 melanda berbagai belahan dunia. Banyak dari kita yang terkena layoff bahkan PHK. Sehingga, sebagian besar dari kita harus menghemat pengeluaran dengan bijak.

Ada pandangan bahwa frugal living atau berhemat sama dengan pelit. Padahal, arti pelit cukup jauh dengan berhemat.

Hemat vs Pelit

Sehingga hal ini mendorong seseorang untuk membeli barang yang lebih murah. Pada akhirnya, kualitas yang didapatkan kurang baik dan masa pakai yang sebentar.

Bagi penganut Frugal Living atau berhemat, mereka tidak masalah untuk membeli barang dengan harga mahal sekalipun. 

Asalkan barang tersebut benar-benar dibutuhkan, bernilai, dan berkualitas baik. Sehingga masa pakainya lebih panjang.

Cara gue berhemat dengan konsep Frugal Living

1. Keluarkan untuk kebutuhan

Mungkin ini terdengar klise bagi kalian, tapi percayalah ini adalah cara yang paling sederhana. Kalau kalian butuh sesuatu, beli yang dibutuhkan saja. Jangan turut membeli barang yang tidak kalian butuhkan.

Ada kalanya, barang yang dibutuhkan harus digunakan dengan masa pakai yang lama. Cara gue adalah dengan membeli barang yang bagus sekalian.

Barang bagus sudah pasti mahal, tapi memiliki masa pakai yang panjang. Ketika kalian sudah tidak membutuhkannya, kalian bisa jual barang tersebut. Jadi, apa yang kalian bayarkan tidak sia-sia.

Cara lain adalah sewa. Cara ini tidak sepenuhnya bisa digunakan untuk setiap kebutuhan. Opsi sewa berguna ketika butuh barang sesaat, tapi akan mahal untuk dibeli dan sulit dijual kembali.

2. Ambil program early bird

Kalau kalian sedang mencari suatu event seperti bootcamp, konser, atau yang lainnya, harga early bird sangat patut dipilih. Hal ini karena harga yang ditawarkan lebih murah ketimbang kalian menunggu periode selanjutnya.

Biasanya, gue pilih early bird untuk membeli kelas bootcamp atau e course yang gue butuhkan. Jika dibandingkan dengan harga normal, selisih harganya terpaut cukup jauh.

Namun, opsi ini juga bergantung pada keberuntungan kalian mendapat informasi. Kadang kalian baru mendapat informasi setelah 1 hari penutupan early bird atau sudah terlewat satu bulan yang lalu.

Jadi, pintar-pintarlah mencari informasi dan tentunya harus gerak cepat agar bisa dapat harga early bird.

3. Investasi pengganti menabung

Ya, sebagian dari kalian mungkin ada yang masih skeptis dengan ‘investasi’. Yang pertama kali muncul di pikiran seperti investasi saham, takut rugi, takut ketipu, dan lain sebagainya.

Investasi bagi gue lebih menguntungkan daripada sekadar menabung. Ada banyak pilihan instrumen investasi trusted dengan lembaga yang trusted juga tentunya.

Gue secara pribadi invest di instrumen yang gue ngerti saja. Justru akan bahaya kalau gue invest di instrumen yang gue sama sekali ga ngerti.

Instrumen yang gue pakai adalah reksadana, saham, dan emas digital. Ketiga instrumen inilah yang gue percaya untuk menumbuhkan uang ‘tabungan’ gue dalam jangka pendek dan menengah.

Instead of kita hanya menabung di rekening dan itu pun harus dipotong biaya administrasi rekening, jauh lebih baik investasi.

Gue sampai sekarang masih belajar untuk mendiversifikasi risiko investasi. Hal ini karena setiap instrumen memiliki resiko nya masing-masing.


Jadi, itulah Frugal Living ala gue selama kuliah empat tahun. Kalau kalian tertarik dengan cara gue, silakan kalian tiru, modifikasi, dan tentunya harus lebih oke dari cara gue.

Thank you buat kalian yang baca sampai akhir artikel ini. Semoga kalian bisa menemukan ‘Frugal Living’ ala kalian sendiri.

Frugal Living Ala Gue: Ga Butuh Ini Itu Read More »

https://www.imdb.com/title/tt7044584/?ref_=tt_mv_close

Lagu Pertama Yang Gue Putar Di Tahun 2024

Tepat 1 Januari 2024 pukul 8.34 WIB, gue membuka laptop kesayangan gue dan mencari laman YouTube di mesin pencarian. Lagu pertama yang terngiang di kepala gue untuk dicari adalah New Year’s Day by Bon Jovi.

Vibes lagu ini cocok banget diputar di hari pertama tahun 2024 yang baru saja berjalan sekitar 8 jam ketika gue menulis artikel ini. Yuk, kita simak ulasan gue tentang lagu New Year’s Day karya Bon jovi.

Ulasan New Year’s Day – Bon Jovi

Nuansa lagu ini sama persis seperti judulnya yang mengusung tema “New Year”. New Year’s Day dirilis pada tahun 2016 dalam album “This House Is Not For Sale” dengan genre rock. 

Ya, gue memang suka genre rock, terutama slow rock. Kalian bisa baca lengkap alasan gue kenapa gue suka genre slow rock di sini.

Lagu New Year’s Day diawali dengan vibes solo guitar yang dimainkan Phil X, seorang gitaris pengganti Richie Sambora pada tahun 2013. Opening lagu ini menurut gue memberikan nuansa gembira menyambut hari pertama di tahun baru.

Hal ini tercermin juga dari kalimat pertama pada lirik opening yaitu “The midnight bells are ringing”. Kalimat ini mengesankan bahwa pergantian tahun sudah berlalu dan hari baru menyambut kita.

Lirik Lagu New Year’s Day – Bon Jovi

https://bravewords.com/news/bon-jovi-release-new-music-video-for-new-years-day

Bicara soal lirik lagu, New Year’s Day menurut gue memiliki bait-bait yang multitafsir. Misalnya, pada bagian “This message in a bottle The wisdom of the wine It’s just a rainy Monday This isn’t Auld Lang Syne” yang bermakna kiasan.

To be honest gue belum tahu apa arti ‘Auld Lang Syne’ dalam lagu konteksnya apa, tapi berdasarkan Google bisa disebut ‘Old Long Since’. Kalau kalian tahu artinya, komentar aja ya di bawah.

Dari keseluruhan lagu ini, part favorit gue adalah “Let’s toast to new beginnings okay Raise up a glass and say For all of our tomorrows And what was yesterday come on”. Bagian ini sering disebut intro tengah yaitu setelah reff pertama.

Tafsir gue terhadap lirik tersebut adalah sudah saatnya kita merayakan tahun baru dengan awal yang baru. Tidak peduli kalian seperti apa kemarin, tapi lupakanlah kemarin. Katakan kepada dunia, esok hari pasti lebih cerah.

Menurut gue, lagu ini cocok buat kalian penggemar musik slow rock bernuansa asik, ceria, dan santai. Tidak semua musik rock berkesan ‘teriak-teriak’, namun ada juga seperti Bon Jovi ini yang terkesan lebih tenang.

Jadi itu saja yang bisa gue share ke kalian tentang lagu pertama yang gue putar di tahun 2024. Lagu ini sesuai dengan judul dan tema nya yaitu ‘New Year’ yang menyambut tahun 2024 penuh sukacita.

Lagu Pertama Yang Gue Putar Di Tahun 2024 Read More »

Tahun Baru: Resolusi Yang Kadang Terlupakan

Pergantian tahun menjadi momen bagi kebanyakan orang untuk membuat resolusi baru untuk satu tahun ke depan. Namun, apa sih resolusi itu? Haruskah selalu dibuat pada prosesi perayaan tahun baru? Yuk simak apa itu resolusi dan sebenarnya perlu gak sih untuk kita buat setiap tahunnya.


Resolusi adalah istilah populer di kalangan masyarakat pada perayaan tahun baru. Resolusi ini berisi harapan seseorang yang ingin dicapai pada awal atau dalam satu tahun.

Menurut KBBI, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal.

Masyarakat banyak juga yang mengartikan resolusi sebagai daftar impian atau keinginan yang hendak dicapai dalam satu tahun. Ini biasanya dibuat untuk mencapai tujuan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Resolusi dibuat agar seseorang memiliki perencanaan dalam satu tahun ke depan. Baik untuk merencanakan kehidupan, studi, karir, maupun hal lainnya. Sehingga hal ini menjadi sangat melekat di setiap masyarakat.

Penyusunan resolusi sudah menjadi budaya yang melekat di masyarakat Indonesia maupun global. Terlepas dari rencana yang diharapkan, resolusi memiliki beragam manfaat dan tujuan.

Manfaat dan Tujuan Resolusi

1. Memiliki target

Tidak dapat dipungkiri bahwa resolusi pada dasarnya adalah daftar target seseorang. Target yang dibuat membantu seseorang menjadi lebih konsisten dalam meraihnya. Selain itu, dengan adanya target membuat seseorang lebih bersemangat dalam bekerja keras.

2. Menyusun hal-hal penting

Bagi sekelompok orang, resolusi bukanlah rencana yang dibuat secara main-main. Ada mereka yang menyusunnya secara serius sehingga rencana mereka lebih terorganisir. Hal ini membantu untuk merinci poin-poin penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar di masa depan.

3. Menjadi pribadi yang lebih baik

Dengan membuat rencana setidaknya satu tahun ke depan, Anda akan menjadi pribadi yang lebih baik. Hal ini karena Anda akan mengejar harapan yang sudah menjadi resolusi Anda satu tahun ke depan.

Selain itu, Anda akan dipacu oleh motivasi diri yang terus menerus muncul untuk segera meraih harapan Anda. Sehingga secara tidak sadar, Anda akan melupakan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menghambat tercapainya impian Anda.

Contoh Resolusi Tahun Baru

  1. Menjadi pribadi yang ramah dan tidak sombong
  2. Menaikan berat badan sampai 50kg
  3. Belajar skill baru
  4. Memperluas koneksi pertemanan
  5. Bergaya hidup sehat dan hemat

Resolusi yang kadang terlupakan

source: pexels.com

Setiap orang memiliki resolusi yang berbeda tergantung dari tujuannya dalam satu tahun ke depan. Namun, ada beberapa resolusi yang sebagian orang terlewat untuk turut dituliskan. Yuk, kita bahas resolusi yang kadang terlupakan berikut ini:

Nikmat Tuhan

Mungkin ini terdengar lumrah dan biasa bagi sebagian orang. Kendati demikian, resolusi ini sudah sepatutnya kita tuliskan setiap tahunnya. 

Nikmat Tuhan tidak bisa kita raih dengan begitu saja. Maka dari itu, sebaiknya kita harapkan dan jadikan doa agar Tuhan memberi kenikmatan lebih dari tahun sebelumnya.

Orang-orang suportif

Tanpa sadar, sebetulnya kita dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung kita. Tanpa dukungan mereka, kita tidak bisa menjadi seperti saat ini. Ada baiknya kita tuliskan resolusi untuk tetap dikelilingi orang-orang yang mendukung impian kita.

Akses internet

Ya, hampir semua orang membutuhkan akses internet. Kita harus tetap terkoneksi dengan internet untuk mendapatkan informasi yang kita butuhkan. 

Tanpa internet, koneksi kita dengan orang-orang sekeliling akan terputus. Kita tidak dapat lagi bercengkrama dari jarak yang jauh dengan mereka. Dan akan menyedihkan jika hal ini terjadi.

Momen pergantian tahun menjadi ajang bagi kita untuk menuliskan resolusi satu tahun kedepan terhebat kita. Tuliskan apapun itu yang kalian inginkan selama itu positif. Buatlah daftar sebanyak-banyaknya harapan kalian.

Jadi, apa saja resolusi kalian untuk tahun depan? Kalau aku sih yang penting lebih baik dari tahun sebelumnya. Kalau kamu apa? Yuk share resolusi kalian di kolom komentar ya!

Tahun Baru: Resolusi Yang Kadang Terlupakan Read More »

Scroll to Top