Blog

Your blog category

Sekitar 47% netizen YouTube Terkesan dengan Google Veo 3!

Sejak kehadirannya, Google Veo 3 mulai ramai diperbincangkan di kalangan pengguna YouTube.Banyak kreator konten mulai mencoba sekaligus membagikan tutorial pemanfaatan Veo 3 sebagai alat bantu dalam produksi video. Respons yang muncul pun beragam, mulai dari kekaguman hingga skeptisisme terhadap kemampuannya.

Sebagai bagian dari pengamatan tren ini, kami melakukan pengumpulan data komentar dari lima video YouTube yang dianggap cukup representatif dalam mengulas Veo 3.

Pengambilan data dilakukan pada 15 Juni 2025 pukul 16.00 WIB dengan metode scraping menggunakan YouTube API. Hasilnya, kami memperoleh lebih dari 1.600 komentar yang kemudian diolah untuk menganalisis sentimen pengguna terhadap Google Veo 3.

Sentimen Warganet YouTube

Dari hasil analisis data, sebanyak 47% warganet menunjukkan kesan positif terhadap Veo 3. Mereka menilai kemampuan model ini sangat mengesankan dan berpotensi menjadi game changer dalam industri kreatif.

Hanya dengan input berupa prompt teks, pengguna bisa menghasilkan video berdurasi 8 detik dengan kualitas 4K, sebuah kemajuan signifikan dalam teknologi generatif video.

Dalam salah satu kasus, Veo 3 tetap menampilkan subtitle dalam video, padahal prompt secara eksplisit meminta tanpa subtitle.

Di sisi lain, 26,6% warganet mengambil posisi netral atau konservatif. Kelompok ini belum sepenuhnya percaya bahwa Veo 3 mampu menggantikan kreativitas manusia, terutama dalam menghasilkan video yang lebih kompleks dan bernuansa emosional.

Meski menuai pujian dari hampir separuh pengguna, Google Veo 3 masih menghadapi tantangan dalam menyempurnakan kemampuannya.

Di tengah antusiasme dan kehati-hatian yang muncul, satu hal yang pasti: Veo 3 telah memantik diskusi serius mengenai masa depan industri konten digital dan sejauh mana teknologi dapat berperan dalam menggantikan kreativitas manusia.

Apakah Veo 3 akan menjadi tonggak revolusi kreatif, atau hanya sekadar tren sesaat?

Waktu yang akan menjawabnya.

Video references:

Sekitar 47% netizen YouTube Terkesan dengan Google Veo 3! Read More »

Kemampuan Google Veo 3 yang Mengesankan!

Pada 20 Mei 2025, Google secara resmi meluncurkan model AI terbaru yaitu Veo 3. Model ini mampu menghasilkan video berkualitas 4K berdurasi 8 detik. Video dapat diunduh dengan format GIF atau rasio 16:9 dan 9:16.

Video yang dihasilkan berasal dari prompt atau teks yang kita input seperti pada Chat GPT. Uniknya, kita dapat mengatur berbagai hal seperti gerakan kamera, sudut pandang, lensa yang digunakan, hingga bagaimana objek bergerak hanya menggunakan prompt.

Selain itu, kita dapat meminta model ini menghasilkan audio yang berkesan nyata. Mulai dari backsound video, efek audio, bahkan menirukan suara manusia secara ekspresif.

Contohnya, suara mobil yang melaju 100 km/h akan berbeda dengan mobil yang hanya melaju 20 km/h. Begitupun dengan suara orang berteriak di dalam ruang kosong akan berbeda dengan yang berteriak di alam bebas.

Model Veo 3 yang diluncurkan Google dapat dikatakan sangat pintar dan canggih. Veo 3 mampu memahami teks secara komprehensif, kemudian menerjemahkannya hingga menjadi video yang berkesan nyata.

Kemampuan Google Veo 3 yang Mengesankan! Read More »

Touring: Kebebasan, Alam, dan Ekspresi Dari Roda Dua

Salah satu alasan utama mengapa orang memilih touring adalah rasa kebebasan yang ditawarkan. Mereka bebas menentukan destinasi, memilih tempat singgah, mengatur sendiri durasi perjalanan, hingga menentukan rute mana yang ingin dilewati. Tidak ada aturan kaku atau batasan; semuanya sesuai keinginan pribadi.

Semua alasan tersebut saling berkaitan erat. Touring memberikan sensasi membawa seseorang keluar dari dunia yang monoton ke dalam petualangan yang penuh warna. Melalui touring, mereka menemukan kebebasan, pengalaman baru, sekaligus momen untuk lebih mengenal diri sendiri.

Berikut ini beberapa alasan kuat mengapa banyak orang sangat menyukai kegiatan touring.

1. Kebebasan dan Petualangan saat Touring

Naik motor itu bukan cuma soal sampai tujuan—itu soal perjalanan. Touring pakai sepeda motor ngasih sensasi petualangan yang nggak bisa dibandingkan. Angin yang langsung menerpa wajah, aroma khas tiap daerah yang dilewati, sampai hawa dingin atau panasnya jalanan bikin pengalaman berkendara jadi lebih hidup dan real.

Dengan sepeda motor, kita bisa eksplorasi tempat-tempat seru tanpa takut jalur sempit atau medan sulit. Fleksibilitas motor jadi nilai plus yang bikin makin asyik. Gimana, guys? Udah mulai kebayang serunya motoran ke tempat-tempat baru?

2. Terkoneksi dengan Alam

Nggak bisa dipungkiri, touring itu erat banget sama alam. Banyak rider yang sengaja milih destinasi wisata alam seperti curug, pegunungan, atau pantai sebagai tempat healing. Mereka rela riding jauh berjam-jam cuma buat ngerasain vibes bebas dan tenang di tengah alam terbuka.

Setiap perjalanan jadi semacam “terapi alam”—yang bukan cuma seru, tapi juga bikin kita lebih peka dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Alam jadi teman seperjalanan yang ngasih energi baru di tengah hiruk pikuk hidup kota.

3. Media Ekspresi Diri

Buat sebagian orang, touring juga jadi ajang berekspresi. Banyak yang bikin vlog perjalanan mereka, ngerekam momen seru di jalan, sampai berbagi kisah lewat media sosial. Ini bukan cuma dokumentasi, tapi juga bentuk kreativitas dan identitas diri.

Touring bisa merepresentasikan banyak hal: jiwa petualang, rasa cinta pada alam, atau semangat jadi pribadi yang bebas dan independen. It’s more than just a ride—it’s a statement.

Itulah tiga alasan kuat kenapa banyak orang cinta banget sama touring, bahkan rela riding ratusan kilometer cuma buat satu destinasi.

Kalau kamu sendiri, apa sih yang bikin touring jadi momen paling ditunggu-tunggu?

Thanks udah baca sampai sini, semoga kamu makin semangat buat eksplor dunia lewat dua roda!

Touring: Kebebasan, Alam, dan Ekspresi Dari Roda Dua Read More »

Sentimen Publik terhadap AI: Optimis, Khawatir, atau Masih Ragu?

Berbagai reviewer teknologi membahas performa DeepSeek sebagai pesaing baru dalam ekosistem generative AI. Sebagian dari mereka memberi respons positif terhadap kehadiran AI ini. Namun, sambutan positif tersebut lebih ditujukan pada DeepSeek sebagai alat bantu baru, bukan pada keseluruhan ekosistem AI.

Mengapa demikian? Karena sejauh ini, generative AI belum menimbulkan ancaman serius terhadap manusia dalam waktu dekat.

Ancaman Sebenarnya Justru Datang dari Teknologi AI Lainnya

Berbeda dengan generative AI, teknologi seperti robotika, mesin otomatis (automation machine), dan RPA (robotic process automation) justru dianggap lebih berpotensi menggantikan tenaga manusia. Misalnya saja mesin scan otomatis di kasir swalayan, yang kini mulai banyak digunakan untuk menggantikan pekerjaan kasir manusia.

Bahkan pekerjaan yang lebih kompleks seperti marketing pun mulai tersentuh. Proses seperti pembuatan konten kini bisa dikerjakan dengan bantuan AI agent, membuat alur kerja lebih cepat dan efisien—tapi juga memunculkan kekhawatiran tentang peran manusia di masa depan.

Bagaimana Publik Merespons AI?

Dari hasil analisis sentimen publik pada komentar di tiga video YouTube TED yang membahas AI, didapatkan tiga kelompok respons utama:

42% Publik Optimis terhadap AI

Sebagian besar komentar menunjukkan sikap positif terhadap kehadiran AI. Mereka percaya bahwa AI akan membantu manusia bekerja lebih cepat, lebih efisien, dan lebih cerdas. Banyak yang merasa AI justru menjadi peluang untuk hidup lebih baik, bukan ancaman.

Contohnya, AI digunakan untuk prediksi, otomatisasi kerja, hingga membantu menghasilkan ide dan konten yang lebih optimal. Publik juga melihat AI sebagai alat bantu untuk meningkatkan produktivitas dan potensi penghasilan.

40% Publik Merasa Khawatir

Meski banyak sentimen publik yang optimis, tidak sedikit juga yang mengkhawatirkan kehadiran AI. Kekhawatiran terbesar terletak pada potensi kehilangan pekerjaan, karena semakin banyak tugas yang bisa diambil alih oleh mesin.

Contohnya, pekerjaan kasir yang mulai berkurang karena sudah bisa digantikan oleh sistem self-service. Bahkan sektor retail pun kini mulai menerapkan otomatisasi seperti di dunia manufaktur. Banyak yang bertanya-tanya, “Apakah pekerjaan saya juga akan digantikan AI?”

17% Publik Masih Bersikap Konservatif

Sebagian kecil lainnya memilih untuk menunggu dan melihat. Mereka tidak terlalu optimis, tapi juga belum merasa khawatir. Menurut mereka, masih terlalu dini untuk menyimpulkan bagaimana AI akan berkembang dalam lima tahun ke depan.

Beberapa dari mereka percaya bahwa tidak semua sektor bisa digantikan oleh AI. Contohnya, profesi seperti guru, yang tidak hanya mengandalkan logika tapi juga interaksi emosional, empati, dan intuisi—sesuatu yang belum bisa digantikan oleh mesin.

Kesimpulannya, tidak semua orang memandang AI sebagai keniscayaan yang sepenuhnya positif. Ada yang melihatnya sebagai peluang besar, ada pula yang menilai sebagai ancaman nyata. Dan sebagian lainnya memilih untuk tetap netral—menunggu bukti nyata dari dampak jangka panjangnya.

Sekarang, pertanyaannya:

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu percaya bahwa AI akan menggantikan manusia? Atau justru kamu yakin bahwa manusia dan AI akan berjalan berdampingan?

Yuk, share pandanganmu!

Terima kasih sudah membaca.

Data and Video Sources:

Sentimen Publik terhadap AI: Optimis, Khawatir, atau Masih Ragu? Read More »

3 Kanal YouTube yang Mengubah Mindset Gue!

Di era digital seperti sekarang, belajar tidak lagi harus lewat buku tebal atau kelas formal. Platform seperti YouTube jadi alternatif belajar yang gratis, fleksibel, dan pastinya seru karena dibalut dalam format audio-visual yang menarik. TIdak heran, banyak dari kita yang lebih memilih menonton YouTube dibanding baca artikel panjang atau e-book yang bikin ngantuk.

Salah satu format konten yang paling digemari Gen Z di YouTube adalah podcast—obrolan santai tapi mendalam yang biasanya dibawakan oleh dua orang atau lebih. Topiknya bisa apa aja, dari yang ringan sampai yang bisa mind-blowing dan mengubah cara kita ngeliat dunia.

Nah, ini dia 3 kanal YouTube yang bener-bener mengubah cara pikir gue. Kalau lo pengen upgrade mindset, wajib banget cek yang satu ini:

Kalau lo penasaran sama topik-topik seputar pendidikan, sosial, dan masa depan Indonesia, kanal Gita Wirjawan ini kayak harta karun. Melalui podcast-nya, “Endgame”, Pak Gita sering ngobrol bareng tokoh-tokoh keren dari berbagai bidang. Dari obrolan itu, kita jadi bisa lihat masalah dari sudut pandang yang lebih luas dan kritis.

Kanal ini cocok banget buat lo yang tertarik sama inovasi, bisnis, dan strategi menghadapi perubahan zaman. Dr. Indrawan membahas berbagai kasus nyata dalam dunia bisnis dan bagaimana kita bisa tetap relevan di tengah disrupsi.

Dosen, penulis, sekaligus praktisi bisnis ini punya gaya penyampaian yang sederhana tapi ngena. Di kanal YouTube-nya, Pak Rhenald bahas berbagai isu sosial, politik, dan bisnis, tapi dengan cara yang mudah dipahami. Banyak hal yang awalnya gue anggap remeh, ternyata punya dampak besar secara sosial dan ekonomi.

Itu dia 3 kanal YouTube yang sukses mengubah mindset gue. Semua kontennya bisa lo akses secara gratis dan bisa jadi teman belajar kapanpun dan dimanapun. Dengan konsumsi konten yang tepat, YouTube bisa jadi sarana edukasi yang powerful banget.

Jadi, daripada nonton konten yang gitu-gitu aja, coba sesekali klik video yang bisa menambah perspektif lo tentang dunia. Siapa tahu, dari situ lo nemuin jalan baru buat berkembang dan bertumbuh.

Yuk, ubah cara pikir—mulai dari satu video hari ini. 😉

3 Kanal YouTube yang Mengubah Mindset Gue! Read More »

Lebaran: Waktunya Reset, Recharge, dan Jadi Lebih Baik!

Ini adalah momen spesial yang penuh vibes kebahagiaan, dimana kita bersyukur karena bisa melewati Ramadhan dengan baik.

Momen Idul Fitri (Lebaran)

Idul Fitri jadi momen buat kita refresh hati dan bersyukur. Setelah sebulan menahan lapar, haus, dan segala godaan duniawi, kita balik lagi ke fitrah—jiwa yang lebih bersih. Takbir berkumandang di mana-mana, membuat kita sadar bahwa semua ini adalah berkah dari-Nya. Tradisi saling memaafkan juga jadi bagian penting dari Lebaran, biar kita bisa mulai lembaran baru tanpa beban.

Selain jadi hari kemenangan setelah berpuasa, lebaran juga identik dengan kumpul keluarga dan silaturahmi. Banyak yang rela macet-macetan untuk mudik, ketemu orang tua, saudara, dan teman lama. Ini juga jadi waktu pas buat berbagi kebahagiaan, entah lewat THR, makanan, atau sekadar obrolan hangat yang bikin kangen terobati.

Momentum Upgrade Diri

Tapi Lebaran bukan sekadar euforia sesaat. Ini juga jadi momen buat upgrade diri. Setelah sebulan belajar sabar, disiplin, dan peduli sama sekitar, kita bisa bawa kebiasaan baik ini ke kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang mulai mikirin gimana bisa jadi versi terbaik dari diri mereka setelah Ramadhan. Intinya, Lebaran itu bukan akhir, tapi titik awal buat jadi lebih baik.

Jadi, Lebaran bukan cuma soal opor ayam dan ketupat, tapi juga tentang refleksi diri. Apa aja yang udah kita dapat dari Ramadhan? Gimana kita bisa terus jadi pribadi yang lebih baik sampai ketemu Ramadhan berikutnya? Yuk, jadikan Idul Fitri ini sebagai start fresh buat hidup yang lebih bermakna.

Terimakasih telah membaca!

Lebaran: Waktunya Reset, Recharge, dan Jadi Lebih Baik! Read More »

Buat Lo yang Males Nulis: ChatGPT vs DeepSeek, Mana yang Lebih Cocok?

Pengujian DeepSeek vs Chat GPT

Pengujian Editorial Artikel

Hasil Editorial Artikel

DeepSeek:

Chat GPT:

Pertanyaan lanjutan

Untuk membandingkan gaya bahasa yang digunakan masing-masing AI, kita akan menguji dengan pertanyaan lanjutan yang sama.

“jelaskan gaya bahasa dan diksi yang digunakan pada kedua paragraf tersebut”

DeepSeek:

Chat GPT:

Hasil edit artikel ChatGPT dan DeepSeek

“Berdasarkan hasil pengujian editorial paragraf yang dilakukan ChatGPT dan DeepSeek, keduanya memiliki perbedaan dalam penggunaan gaya bahasa.

ChatGPT cenderung menggunakan gaya bahasa friendly dan sesuai dengan audiens yang dituju. Sedangkan DeepSeek, cenderung lebih baku dan kurang sesuai dengan audiens yang ditargetkan.

Kendati demikian, DeepSeek lebih detail untuk menjelaskan gaya bahasa yang digunakan. DeepSeek menjelaskan perbedaan gaya bahasa paragraf sebelum dan setelah diedit. Hal ini membantu kita sebagai penulis agar lebih memahami nuansa dari gaya bahasa untuk audiens Gen Z dan Millennial.”

DeepSeek:

Chat GPT:

Jadi, kalian lebih suka conclusion dari DeepSeek atau Chat GPT?

Terimakasih telah membaca

References:

Buat Lo yang Males Nulis: ChatGPT vs DeepSeek, Mana yang Lebih Cocok? Read More »

3 Strategi Efektif untuk Menggali Kreativitas dan Potensi Gen Z

from pexels.com

Optimalisasi gen z di dunia kerja

1. Menyajikan teknologi yang relevan untuk gen z

2. Memberikan kesempatan kolaborasi dan komunikasi

3. Fleksibilitas dalam berpikir kreatif gen z di dunia kerja

Kalau kamu seorang gen z, apa saja cara-cara efektif agar kita bisa terus berkembang dan bertumbuh di dunia kreatif ini?

Terimakasih telah membaca

3 Strategi Efektif untuk Menggali Kreativitas dan Potensi Gen Z Read More »

5 Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Wajib Kamu Baca di Tahun 2025

Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk upgrade diri menjadi lebih baik. Di tahun 2025, membaca buku bisa menjadi pilihan keren untuk menambah wawasan sekaligus mewujudkan resolusi kamu.

Kamu bisa memilih dua jenis buku yang sesuai minatmu: buku fiksi dengan cerita seru yang penuh imajinasi atau buku nonfiksi yang sarat dengan ilmu dan informasi praktis untuk menghadapi tantangan sehari-hari.

Berikut ini adalah 5 rekomendasi buku populer yang wajib kamu baca untuk menemani langkah awalmu di tahun 2025. Siap eksplorasi?

James Clear memberikan tips simpel, seperti merapikan tempat tidur setelah bangun atau membaca satu halaman buku setiap hari. Kebiasaan kecil ini, kalau dilakukan terus-menerus, bisa menciptakan dampak besar. Kamu nggak cuma dapat hasil, tapi juga membentuk proses dan identitas baru.

Misalnya, dari satu halaman per hari, lama-lama kamu jadi terbiasa membaca lebih banyak, dan akhirnya kamu dikenal sebagai orang yang suka baca. Cocok banget buat kamu yang mau bikin hidup lebih produktif tanpa stres!

Pernah merasa otakmu “nggak cukup pintar”? Limitless Mind bakal membantah mitos itu.

Jo Boaler, profesor dari Stanford University, menjelaskan bahwa otak kita punya kemampuan luar biasa untuk terus belajar dan berkembang. Setiap kali kamu mencoba hal baru atau belajar sesuatu, otakmu menciptakan koneksi baru yang bikin kamu semakin pintar.

source: uniathena.com

Morgan Housel menjelaskan bagaimana emosi memengaruhi keputusan finansial kita. Rasa takut atau serakah sering bikin kita salah langkah, seperti menjual saham terlalu cepat atau menghabiskan uang tanpa pikir panjang.

Buku ini cocok banget buat pemula karena menjelaskan konsep keuangan dengan gaya yang mudah dimengerti. Kalau kamu mau mengelola uang dengan lebih cerdas, buku ini adalah jawabannya!

Tere Liye dikenal sebagai penulis puluhan novel populer di Indonesia sejak tahun 2005. Karya-karyanya sangat disukai oleh warga Indonesia terutama kalangan remaja. Pada tahun 2023, Tere Liye kembali menerbitkan novel berjudul Hello.

Ceritanya tentang Hesty, anak majikan, yang jatuh cinta pada Tigor, anak supir pribadi. Dengan latar era 90-an, novel ini menghadirkan cerita yang menghangatkan hati sekaligus penuh kejutan.

Buat kamu yang suka kisah cinta sederhana tapi penuh makna, Hello wajib masuk daftar bacaanmu. Novel ini juga mengajarkan tentang cinta, pengorbanan, dan ketulusan.

Novel ini mengisahkan sebuah kafe di Tokyo yang bisa membawa pengunjungnya kembali ke masa lalu. Tapi, ada aturan unik: kamu cuma bisa kembali selama kopimu masih hangat. Begitu kopinya dingin, waktumu habis dan kamu akan menjadi hantu.

Ceritanya menyentuh hati dan penuh makna. Setiap karakter punya kisah yang bikin kamu mikir tentang waktu, penyesalan, dan kesempatan kedua. Cocok buat kamu yang suka cerita fantasi dengan sentuhan emosional.

Itulah 5 buku fiksi dan nonfiksi yang bisa kamu baca untuk memulai tahun 2025 dengan lebih seru dan produktif. Mulai dari buku yang ngajarin cara bikin hidup lebih baik, cerita cinta yang bikin baper, hingga kisah imajinatif yang seru.

Jadi, buku mana yang mau kamu baca duluan?

Terimakasih telah membaca

5 Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Wajib Kamu Baca di Tahun 2025 Read More »

Inilah Keunikan Filosofi Salju Pada Bulan Desember

Filosofi Salju dalam Serial Anime Jepang

Anime: My Teen Romantic Comedy SNAFU
Source: alphacoders.com

1. Keindahan Sikap Dingin yang Memesona

2. Emosi yang Tersembunyi di Balik Kesempurnaan

3. Perubahan Sikap yang Menghangatkan

Pelajaran Berharga dari Yukino Yukinoshita

Yukino Yukinoshita
Source: alphacoders.com

Desember adalah waktu yang tepat untuk merenung dan belajar dari filosofi salju. Keindahan Natal dan kehangatan tahun baru mengingatkan kita bahwa hidup adalah tentang menerima diri sendiri, termasuk kerapuhan, sambil terus bergerak maju.

Terima kasih telah membaca!

References:

Inilah Keunikan Filosofi Salju Pada Bulan Desember Read More »

Scroll to Top