Friday Sharing: Perspektif tentang Repetisi dan Iterasi
November 15, 2024 | by YudindaGilangPramudya
Repetisi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara berulang dengan cara yang sama. Tanpa disadari, banyak dari kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah rutinitas seperti bangun pagi, menggosok gigi, sarapan, lalu melanjutkan aktivitas harian.
Kegiatan repetisi cenderung mendorong kita untuk melakukan berbagai hal dengan pola yang serupa. Misalnya, menggosok gigi dilakukan dengan gerakan dari atas ke bawah, berkendara melibatkan kendali setir dan pedal gas, serta aktivitas lain yang dilakukan dengan cara yang tetap.
Repetisi membantu menciptakan kebiasaan, tetapi sering kali tidak memunculkan inovasi atau perubahan signifikan.
Berbeda dengan repetisi, iterasi mengacu pada pengulangan proses yang berfokus pada perbaikan dan inovasi. Iterasi melibatkan evaluasi terhadap langkah sebelumnya untuk menemukan cara yang lebih baik, efisien, atau efektif.
Iterasi menuntut kita untuk mengembangkan pola pikir reflektif dan adaptif. Alih-alih hanya mengulangi pola yang sama, iterasi bertujuan memperbaiki proses pengulangan agar hasil yang diperoleh menjadi lebih optimal.
Repetisi berfokus pada konsistensi dalam melakukan tugas yang sama secara berulang. Cara ini sangat membantu dalam membangun keterampilan dasar pada suatu aktivitas. Sebagai contoh, saat seseorang belajar bermain drum untuk pertama kali, ia perlu mengulang gerakan memukul drum dengan stik secara terus-menerus.
Metode ini memiliki peran penting dalam melatih keterampilan hingga mencapai tingkat kemahiran. Selain itu, repetisi juga berkontribusi pada pembentukan neuron baru di otak. Ketika kita melakukan aktivitas baru dan mengulangi cara-cara yang sebelumnya belum pernah dicoba, otak merespons dengan menciptakan koneksi neuron baru yang memperkuat pembelajaran.
Dalam konteks belajar, repetisi sangat bermanfaat untuk membangun konsistensi. Contohnya, belajar setiap pukul 7 pagi dan mengulanginya lagi pada pukul 7 malam menciptakan rutinitas yang mendukung disiplin dan keberlanjutan. Konsistensi ini adalah hasil positif dari proses pengulangan yang dilakukan secara terus-menerus.
Namun, meskipun memiliki banyak manfaat, repetisi juga seperti pisau bermata dua. Terlalu banyak melakukan repetisi dengan cara yang sama dapat menyebabkan stagnasi dalam proses perkembangan.
Stagnasi ini terjadi karena pengulangan yang terus dilakukan tanpa perubahan metode atau hasil. Akibatnya, kemajuan menjadi terhambat karena kurangnya tantangan atau rangsangan baru. Hal ini pada akhirnya dapat memperlambat pembentukan dan pertumbuhan neuron di otak, yang berdampak negatif pada kemampuan untuk terus belajar dan berkembang.
Iterasi: Mengubah Pola Serupa
Berbeda dengan repetisi yang mengulang hal yang sama tanpa perubahan, iterasi adalah proses pengulangan yang bertujuan untuk membuat sesuatu lebih baik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iterasi berarti perulangan. Namun, iterasi tidak hanya mengulang, tetapi juga memperbaiki proses di setiap siklusnya.
Contohnya, seorang siswa yang belajar setiap pukul 7 pagi dengan metode yang sama, yaitu guru menjelaskan materi setiap hari, lama-lama akan merasa bosan. Dengan iterasi, cara belajar ini bisa diubah. Siswa bisa memulai dengan mempresentasikan materi terlebih dahulu, kemudian berdiskusi dengan teman-temannya, dan di akhir sesi guru memberikan penjelasan tambahan. Metode ini membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.
Iterasi juga digunakan di dunia bisnis, seperti yang dilakukan Elon Musk. Musk menerapkan first principle thinking untuk memperbaiki proses produksi baterai. Alih-alih mengikuti cara lama, ia memecah baterai menjadi komponen dasar dan menemukan cara lebih murah untuk memproduksinya tanpa mengurangi kualitas.
Baca Juga: The First Principle Thinking: Cara Berpikir Elon Musk
Iterasi membantu kita memperbaiki kesalahan, menyederhanakan proses, dan bekerja lebih efisien. Dengan cara ini, kita bisa menghasilkan solusi yang lebih baik dan inovatif, baik dalam belajar, bekerja, maupun kehidupan sehari-hari.
Iterasi Lebih Penting Dari Repetisi?
Repetisi dan iterasi keduanya sangat penting dalam setiap proses. Repetisi membantu membangun keterampilan dasar yang kuat, sementara iterasi diperlukan untuk mengembangkan keterampilan tersebut agar menjadi lebih baik.
Dalam proses pembelajaran, repetisi sangat diperlukan untuk menguasai hal-hal baru, mulai dari dasar hingga tingkat mahir. Dengan repetisi, kita memperkuat pemahaman dan keterampilan dasar. Setelah itu, iterasi memungkinkan kita untuk menciptakan solusi baru, mengasah keterampilan lebih lanjut, dan menyederhanakan proses agar lebih efektif.
Namun, dalam jangka panjang, iterasi menjadi lebih penting daripada repetisi. Meskipun repetisi tetap dibutuhkan untuk memperkuat dasar-dasar, iterasi diperlukan untuk mendorong kemajuan dan inovasi. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara repetisi dan iterasi.
Terimakasih telah membaca.
Baca Juga: Menguak Ketidaksukaan Belajar: Ketika Textbook Gagal Menginspirasi
RELATED POSTS
View all