Buat sebagian orang, Frugal Living dipandang sebagai pelit dengan kehidupan. Padahal, Frugal Living adalah konsep berhemat tanpa pelit terhadap kebutuhan kita.
Gue secara pribadi menerapkan konsep ini sejak gue kuliah karena limitasi uang saku dan banyaknya kebutuhan saat itu. Terlepas dari itu semua, gue bisa menabung sampai dua digit selama empat tahun kuliah.
Mau tau cara Frugal Living yang gue jalani ? Sebelumnya kita bahas dulu apa itu frugal living dan miskonsepsi antara hemat dan pelit. Let’s go…
Apa itu Frugal Living
Pasti kalian sudah sering mendengar Frugal Living selama tahun 2023 bahkan sebelumnya. Yup, konsep ini pada dasarnya adalah berhemat dan hidup sesuai kebutuhan kita. Artinya, kita hanya mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan kita tanpa berlebihan.
Konsep Frugal Living mulai menyebar luas di media sosial sejak Covid-19 melanda berbagai belahan dunia. Banyak dari kita yang terkena layoff bahkan PHK. Sehingga, sebagian besar dari kita harus menghemat pengeluaran dengan bijak.
Ada pandangan bahwa frugal living atau berhemat sama dengan pelit. Padahal, arti pelit cukup jauh dengan berhemat.
Hemat vs Pelit
Menurut KBBI, hemat adalah berhati-hati dalam membelanjakan uang, dan sebagainya; tidak boros; cermat. Sedangkan, pelit adalah kikir; lokek.
Dilansir dari glints.com yang mengutip US News Money, pelit diasosiasikan sebagai rasa takut dan enggan membeli suatu barang.
Sehingga hal ini mendorong seseorang untuk membeli barang yang lebih murah. Pada akhirnya, kualitas yang didapatkan kurang baik dan masa pakai yang sebentar.
Bagi penganut Frugal Living atau berhemat, mereka tidak masalah untuk membeli barang dengan harga mahal sekalipun.
Asalkan barang tersebut benar-benar dibutuhkan, bernilai, dan berkualitas baik. Sehingga masa pakainya lebih panjang.
Cara gue berhemat dengan konsep Frugal Living
1. Keluarkan untuk kebutuhan
Mungkin ini terdengar klise bagi kalian, tapi percayalah ini adalah cara yang paling sederhana. Kalau kalian butuh sesuatu, beli yang dibutuhkan saja. Jangan turut membeli barang yang tidak kalian butuhkan.
Ada kalanya, barang yang dibutuhkan harus digunakan dengan masa pakai yang lama. Cara gue adalah dengan membeli barang yang bagus sekalian.
Barang bagus sudah pasti mahal, tapi memiliki masa pakai yang panjang. Ketika kalian sudah tidak membutuhkannya, kalian bisa jual barang tersebut. Jadi, apa yang kalian bayarkan tidak sia-sia.
Cara lain adalah sewa. Cara ini tidak sepenuhnya bisa digunakan untuk setiap kebutuhan. Opsi sewa berguna ketika butuh barang sesaat, tapi akan mahal untuk dibeli dan sulit dijual kembali.
2. Ambil program early bird
Kalau kalian sedang mencari suatu event seperti bootcamp, konser, atau yang lainnya, harga early bird sangat patut dipilih. Hal ini karena harga yang ditawarkan lebih murah ketimbang kalian menunggu periode selanjutnya.
Biasanya, gue pilih early bird untuk membeli kelas bootcamp atau e course yang gue butuhkan. Jika dibandingkan dengan harga normal, selisih harganya terpaut cukup jauh.
Namun, opsi ini juga bergantung pada keberuntungan kalian mendapat informasi. Kadang kalian baru mendapat informasi setelah 1 hari penutupan early bird atau sudah terlewat satu bulan yang lalu.
Jadi, pintar-pintarlah mencari informasi dan tentunya harus gerak cepat agar bisa dapat harga early bird.
3. Investasi pengganti menabung
Ya, sebagian dari kalian mungkin ada yang masih skeptis dengan ‘investasi’. Yang pertama kali muncul di pikiran seperti investasi saham, takut rugi, takut ketipu, dan lain sebagainya.
Investasi bagi gue lebih menguntungkan daripada sekadar menabung. Ada banyak pilihan instrumen investasi trusted dengan lembaga yang trusted juga tentunya.
Gue secara pribadi invest di instrumen yang gue ngerti saja. Justru akan bahaya kalau gue invest di instrumen yang gue sama sekali ga ngerti.
Instrumen yang gue pakai adalah reksadana, saham, dan emas digital. Ketiga instrumen inilah yang gue percaya untuk menumbuhkan uang ‘tabungan’ gue dalam jangka pendek dan menengah.
Instead of kita hanya menabung di rekening dan itu pun harus dipotong biaya administrasi rekening, jauh lebih baik investasi.
Gue sampai sekarang masih belajar untuk mendiversifikasi risiko investasi. Hal ini karena setiap instrumen memiliki resiko nya masing-masing.
Jadi, itulah Frugal Living ala gue selama kuliah empat tahun. Kalau kalian tertarik dengan cara gue, silakan kalian tiru, modifikasi, dan tentunya harus lebih oke dari cara gue.
Thank you buat kalian yang baca sampai akhir artikel ini. Semoga kalian bisa menemukan ‘Frugal Living’ ala kalian sendiri.