“Percaya atau tidak, kehidupan kalian ditentukan dari kata yang kalian ucap, dengar, tulis, baca, bahkan mengerti. Sehingga kalian mampu berpikir, bertindak, dan memutuskan berdasarkan kata-kata tersebut. Pada akhirnya, kalian turut membuat rangkaian kata dari pengalaman kalian.”
*Artikel ini berisi tulisan abstrak yang sulit dipahami. Jika kalian bukan orang pendengar atau pembaca, segera tutup laman blog ini dan pergi. Silakan!”
Manusia terlahir tanpa interpretasi terhadap kata. Ia terlahir dengan tangisan. Kata pertama yang ia dengar mungkin singkat, berarti kebahagian, dan rasa syukur dari sekeliling yang menyaksikannya. Ia belum mengerti, arti kata “selamat”, “hore”, alhamdulillah”, bahkan “akhirnya”.
Kita, manusia, setiap saat mengucap, mendengar, membaca, dan menulis kata-kata. Entah itu secara aktif maupun pasif. Kepiawaian ini baru kita dapat setelah 4 tahun sejak tangisan pertama. Mulailah kita paham arti kata “aku”, “makan”, “main”, dan lainnya yang merupakan kata dasar.
Kata-kata tersebut kita dapat sepanjang hari mendengarkan, kemudian berinteraksi. Mereka yang mengajarkan kita untuk mendengarkan terlebih dahulu, baru meminta kita untuk menyahut. Ada yang kita mengerti, ada yang tidak. Ada yang tanpa sadar masuk ke kepala kita, dan akhirnya tanpa sadar turut mengucap.
Bertahun-tahun kita mendengarkan hingga mengerti, butuh proses yang kompleks di kepala untuk bisa paham maksud dari suatu kata. Sebagai contoh, kata “rayu” yang identik dengan menggoda lawan jenis, nyatanya bukan hanya itu. Ada tafsir lain yang jika kita rangkai akan menjadi lebih indah dari makna kata “rayu”.
Banyak dari kita, menggeneralisasi arti suatu kata. Padahal, jika ditelisik lebih jauh, ragam arti menjadikannya lebih indah. Seperti sekarang, Anda menerka isi artikel ini berdasarkan judul yang Anda baca. Bagi saya, artikel ini cukup jauh dari makna judul yang saya buat. Mungkin bagi orang selain kita akan beda lagi tafsirannya.
Hal ini adalah lumrah, ada sekelompok yang memang hanya mendengar dan mengerti satu tafsiran. Tapi, ada kelompok lain yang memahaminya lebih luas, lebih kompleks, lebih dalam, bahkan lebih menyentuh. Ini tentang bagaimana Anda merespons setiap kata yang Anda tangkap.
Sebagai hasilnya, Anda akan bertindak dari kata yang Anda tafsirkan. Anda mendengar, membaca, menulis, mengucap, dan berlaku sesuai apa yang Anda pahami. Proses ini tidak sebentar karena membutuhkan waktu lama untuk lihai memainkan peran ini. Tidak mudah, tapi bisa dilakukan siapapun.
Ini adalah bagian akhir dari artikel “Dari Kata Menjadi Kita” yang singkat. Anda boleh mengartikan seluruh artikel ini adalah sebuah sastra, definisi, karya tulis ilmiah, bahkan artikel berita. Saya membebaskan Anda karena kita memiliki perbedaan dalam mengartikan kata.
Bisa saja Anda mengira saya sedang curhat atau berekspresi. Namun, itu bukan tujuan utama saya. Silakan Anda cari sendiri destinasi yang ingin dicapai oleh artikel ini. Akan bermuara kemana artikel ini, bergantung dari arah Anda mendayung pemahaman.
Terimakasih sudah membaca.
RELATED POSTS
View all